A blog of everyday life and traveling experience.

Senin, 16 September 2013

ITS Study Excursion (Thailand 2013), preparing ITS for ASEAN Economic Community 2015. #ITSGoesGlobal

(mine is the blue one :p, it's really easy to recognize it)


Sawasdee-Kaa!
Hmm gimana ya cara memulai postingan ini. Hummm..

Ada beberapa anak yang message di facebook "Dala, kamu dimana? Kok jarang kelihatan di TC?" 

Jadi, tanggal 9-14 September 2013, saya Alhamdulillah terpilih menjadi salah satu delegasi ITS Study Excursion ke Thailand. Pendaftarannya sudah jauh.jauh hari sebelumnya, pengumpulan berkas terakhir di awal Mei. Saya mengetahui info tersebut karena membuka website International Office ITS (http://io.its.ac.id) dan juga diinfo lebih lanjut oleh volunteer-volunteer IO yang waktu itu ada di TC. Dari awal saya sudah berminat untuk mendaftar, kalau diterima Alhamdulillah, kalau tidak tidak apa-apa. Akhirnya pengunguman ke tahap wawancara keluar, dan Alhamdulillah saya lolos. Tapi sayangnya tidak ada mahasiswa Teknik Informatika yang lolos, entah yang mendaftar sedikit atau bagaimana.

Dari 40 yang diwawancara, saya salah satu dari 18 mahasiswa yang terpilih. Alhamdulillah. Setelah membawa nama sekolah dan Indonesia sebagai siswi pertukaran pelajar waktu SMA dulu, impian saya selanjutnya adalah membawa nama universitas saya di luar negeri. Memakai almamater universitas di negeri orang. Hal yang mungkin sebagian orang anggap sepele tapi bagi saya tidak.

Banyak orang yang bertanya : Apa sih sebenarnya ITS Study Excursion itu? Di sana kamu ngapain? Jalan-jalan? Studi tour? Enak dong. Tujuan utama kami ke sana bukanlah untuk jalan-jalan dari satu tempat wisata ke tempat lain. Kami berada di sana untuk memperkenalkan ITS dan Indonesia ke 3 Universitas terbaik yang ada di Thailand, yaitu Chulalongkorn University, Thammasat University, dan King Mongkut's University of Technology Thonburi. Di sana kita memperkenalkan ITS supaya menarik minat dan perhatian mereka akan adanya kerja sama di antara 2 universitas. Agar Internasionalisasi di ITS semakin terbuka.

Persiapan kami lakukan dari bulan Mei, mulai dari pembagian kelompok dan latihan presentasi dan pertujukan untuk dibawakan di Thailand nanti. Kami harus mampu membuat mereka merasa terkesan dengan presentasi dan penampilan kita. Latihan intensif kami lakukan sewaktu setelah liburan, hampir setiap hari saya nongkrong di jalan antara rektorat dan perpustakaan untuk latihan presentasi dan menari.

Hari pertama, 9 September 2013 kami berkumpul di bandara Internasional Juanda jam 13.00 WIB, sambil menunggu waktu take-off, saya memperhatikan delegasi-delegasi yang lain, kebanyakan senang karena inilah pertama kalinya mereka ke luar negeri, dan bukan dalam rangka liburan, tetapi membawa nama ITS. Saya senang, karena IO ITS dapat mewujudkan beberapa impian mereka.

Kami tiba di Thailand sekitar pukul 20.00, agak sedikit terlambat karena macet di bagian Imigrasi. Setelah tiba kami langsung ke bus dan menuju ke tempat. Makan malam hari pertama Tom Yam dan makanan khas Thailand lainnya. Setelah itu kami check in di hotel dan beristirahat. 

Hari kedua, kami berkumpul di lobby hotel jam 8. Dikarenakan pada tanggal itu kami tidak memiliki janji dengan universitas, hari ini diisi dengan jalan-jalan. Pertama ke Honey Bee (tempat produksi madu), setelah itu ke Jewel's Factory. Makan siang kami adalah all-you-can-eat di Asia Hotel, dan sudah itu waktu untuk shopping di Platinum Mall. Setelah itu kami makan malam di sebuah restauran. Di situ kami bertemu dengan mahasiswa-mahasiswi Universitas Diponegroro (UNDIP) jurusan Teknik Lingkungan Angkatan 2010 yang sedang mengadakan KKL di Thailand selama 4 hari. Kebetulan mereka baru tiba dan ternyata satu hotel dengan kita.

Hari ketiga: disinilah perjalanan ini dimulai. Disinilah tujuan utama kami menyebrang negeri dimulai. Jam 7 kami berkumpul di lobby, tetapi kali ini dengan mengenakan Almamater. Kami berangkat ke Chulalongkorn University, dan kami tiba pada pukul 8 lebih sedikit. Cepat sejam dari waktu yang ditentukan. Seorang staff telah menanti kami, dan sambil menunggu jam 9 kami diajak berkeliing sekitaran Faculty of Engineering. Di Thailand mahasiswa wajib mengenakan seragam ketika kuliah (untuk Universitas Negeri). Seragam mereka : bawahan biru/hitam (celana panjang untuk cowok, rok untuk cewek), dan atasan kemeja putih. Di Chulalongkorn maba cowok mengenakan dasi hitam, maba cewek mengenakan sepatu putih. Ide memakai seragam ini sebenarnya sangat bagus, karena tidak akan ada kesenjangan sosial yang terlihat. Semuanya sama. 

Chulalongkorn University, Faculty of Engineering


Bangunan Universitas Chulalongkorn (CU) lebih mirip dengan bangunan khas Belanda di jaman  abad 18an, tahun ini 2013 universitas ini genap berusia 100 tahun, dan mereka membangun gedung baru dalam rangka memperingati 100 tahun universitas mereka. Kira-kira apa ya yang akan dibangun pada saat ITS sudah mencapai 100 tahun? Sekedar info, CU merupakan universitas nomor 1 di Thailand, dibangun oleh raja Chulalongkorn. Dan ketika wisuda yang membagi ijazah mereka ada Raja Thailand, bukan rektor. Hebat, bukan?

Pukul 9 kami dibawa ke salah satu ruangan kelas di ISE (International School of Engineering) CU. Mereka memiliki 2 program, yang reguler dan internasional. Di ruangan itu kami dan beberapa mahasiswa ISE CU berkumpul. Acara dibuka oleh Dean dari ISE, dan setelah itu perkenalan tentang CU. Nah di CU yang kelas internasional mereka menggunakan "Interdiscplinary Programs", jadi jurusan mereka tidak dibagi seperti Teknik Sipil, Teknik Informatika, melainkan gabungan dari beberapa jurusan. Untuk S1, di CU terbagi menjadi 4 program, yaitu :

  1. Automotive Design and Manufacturing Engineering (ADME). Gabungan dari teknik mesin dan teknik industri.
  2. Aerospace Engineering (AERO). 
  3. Information and Communication Engineering (ICE). Gabungan dari teknik informatika, teknik elektro, dan teknik industri.
  4. Nano Enginnering (NANO). Gabungan dari teknik kimia, teknik material, teknik elektro.
Setelah penjelasan tentang ISE CU, Ibu Maria (Kepala International Office ITS) memberikan presentasi tentang ITS. Setelah itu kami diperkenalkan dengan mahasiswa-mahasiswa yang ada. Ternyata ada 4 mahasiswa pertukaran dari Indonesia, dan 3 diantaranya dari ITS (2 Teknik Industri, dan 1 Teknik Mesin), satu orang lagi dari ITB. Mereka mendapat full scholarship selama 1 semester (sekedar info uang kuliah kelas international di CU adalah 90.000 Baht/semester (sekitar 36 juta Rupiah).


Yang paling seru adalah saat kita diperbolehkan mengikuti kelas yang sedang berlangsung, dan kelas-kelas kami dibagi sesuai dengan jurusan kami. Saya menghadiri salah satu cabang dari kelas ICE yaitu High Technology Entrepreneurship. Kelasnya dibawakan oleh seorang profeesor (maaf lupa namanya siapa), dan bahasa pengantarnya adalah bahasa inggris. Dosennya mengajar dengan cara yang sangat komunikatif, sangat tidak bergantung pada slide dan lebih kepada diskusi. Pada saat itu kami membahas soal strategy penjualan. Setelah itu kami pun sempat berfoto sekelas. 

(berfoto dengan pak dosen, bapaknya lumayan gaul, hapenya iPhone 5)

(gambarnya agak kabur karena pakai manual fokusnya)
Setelah sesi mengikuti kelas, kami pun kembali ke ruangan meeting sebelumnya dan kami dibagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari mahasiswa ITS dan CU, dan masing-masing mendapat sebuah topik yang akan dibahas. Topik yang kami dapat adalah membandingkan Fasilitas dan Lingkungan antara ITS dan CU. Dan inilah hasilnya :

Persamaan:
  1. Memiliki sport facility (kecuali kolam renang).
  2. Memiliki medical center dan tidak dikenakan biaya untuk mahasiswa.
  3. Memiliki asrama.

Perbedaan
Insitut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya:
  1. Ada bike-tracknya (jalur untuk sepeda).
  2. Mayoritas mahasiswa memakai sepeda motor/kendaraan pribadi untuk ke kampus.
  3. Sedikit akses transportasi umum.
  4. Tidak memiliki kolam renang.
  5. Tidak ada "study hall" atau bangunan khusus untuk belajar.
  6. Parkir kendaraan gratis dan banyak tempat tersedia.
Chulalongkorn University:
  1. Tidak ada bike-track.
  2. Mayoritas mahasiswa menggunakan kendaraan umum (Bus, kereta, ojek).
  3. Banyak akses transportasi umum.
  4. Memiliki kolam renang.
  5. Memiliki study hall untuk belajar, dibuka lebih malam jika musium ujian.
  6. Sedikit tempat parkir, dan parkir kendaraan dikenakan (10 baht/jam) (sekitar 4000 rupiah9
  7. Family-environtment. Setiap senior menjadi "buddy" untuk satu junior. Buddy tugasnya untuk membantu jikalau juniornya memiliki kesusahan, bisa juga dibantu dalam pelajaran. Terutama untuk adaptasi pada masa maba.
  8. Ada bus gratis dari train station ke kampus, dan juga ada bus yang berputar-putar dalam kampus, semuanya free untuk mahasiswa CU.
Sebenarnya tidak banyak perbedaan antara ITS dan CU, tetapi perbedaan yang saya lihat adalah poster-poster di bangunan mengenai Asean Economic Community. Di ITS masih sangat jarang saya lihat poster-poster atau ulasan-ulasan mengenai AEC.

Ada kemungkinan ISE CU memberikan lagi full-scholarship kepada mahasiswa ITS untuk exchange semester depan atau tahun depan.

Setelah makan siang dan presentasi mengenai hasil diskusi, kamu berfoto bersama lalu mengunjungi AUN/SEED-Net (ASEAN University Network/the Southeast Asia Engineering Educational Development Network), ITS merupakan salah satu MoU yang terbaru. Di AUN/SEED-Net ini kami dijelaskan sedikit mengenai tujuan AUN/SEED-Net dan program-program beasiswa yang ditawarkan (untuk S2 dan riset). Sayangnya beasiswa untuk S1 masih tidak ada, tetapi pesan yang penting dari pembawa materi adalah bahwa kita sudah harus mempersiapkan dari sekarang, "usahakan IPK tinggi saat lulus nanti".

Setelah dari AUN/SEED-NET, kami. lalu singgah sebentar di Chulalongkorn University Museum. Perlu saya akui CU berpikir jauh tentang bagaimana mengiklankan universitas mereka. Bu Maria menyarankan kita untuk melihat baik-baik museum tersebut. Museum tersebut terdiri dari 3 lantai, dan ada semacam theater kecil yang memutar film tentang sejarah CU, tetapi sayangnya karena waktu yang terbatas kami tidak sempat melihatnya.

Chulalongkorn University Museum
Setelah CU, kami lalu menuju ke MBK (salah satu mall), dan Siam Discovery untuk menuju Madamme Tussauds (museum patung lilin). Setelah berkeliling selama beberapa jam, kami pun kembali ke hotel. Di hotel pun kami tidak langsung beristirahat, tetapi membahas soal konsep presentasi dan tarian nanti. Kami dibagi menjadi 2 kelompok, dan saya termasuk di dalam kelompok B yang akan membawakan presentasi di KMUTT.


Hari keempat, agenda kami adalah mengunjungi Thammasat University. Thammasat University terletak sedikit di luar kota Bangkok, dan perjalanan membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Pada saat kami tiba kami semua sangat terkagum-kagum dengan universitas tersebut dikarenakan luasnya tanah universitas tersebut. (sangat jauh lebih besar dari ITS). Awalnya kami langsung menuju Faculty of Engineering dan disambut oleh staff yang ada. Kami lalu menuju ke Aula tempat rapat, dan acara dibuka oleh mahasiswa yang bernama "Man". Setelah itu ada penjelasan tentang fakultas teknik TU.



Jadi dalam kelas internasional di TU dibagi menjadi dua program yaitu :

  1. Twinning Engineering Program (TEP) dimana mahasiswa akan belajar selama 2 tahun di Thammasat University, dan 2 tahunnya lagi di universitas luar. Di ITS, program ini mirip dengan double degree yang ditawarkan di beberapa jurusan.
  2. Thammasat English Programme of Engineering (TEPE) dimana mahasiswa akan belajar selama 4 tahun di Thammasat, tetapi semua kelas diajarkan dalam bahasa inggris. 
Saat dibuka sesi tanya jawab, ibu Maria bertanya tentang how struggle TU untuk mengajar mahasiswa-mahasiswanya dalam bahasa inggris, jawaban yang diberikan membuat kami sedikit terkagum. Jadi di TU untuk kelas internasional, mahasiswa tidak diberikan ijazah sarjana ketika nilai IELTS tidak mencapi 6.0. Jadi selama kuliah mereka diberikan waktu untuk belajar, tidak jarang yang mengambil tes IELTS lebih dari 10 kali. Jikalau mereka sudah menyelesaikan semua kredit kuliah, mereka akan diberikan waktu sampai 7 tahun masa studi untuk mencukupi nilai IELTS yang diberikan. Jika tidak maka tidak akan diberikan ijazah lulus, cuma transkript nilai saja. IELTS 6.0 merupakan standar yang tinggi. Apa yang kira-kira akan terjadi kalau standar TOEFL di ITS dinaikkan, misalnya menjadi 500 atau 550?

(brosur yang diberikan. jika ingin membaca secara langsung silahkan hubungi saya :))


Pertanyaan yang bagus dari ITS adalah bagaimana persiapan mahasiswa-mahaswai TU menghadapi AEC 2015, dan bagi mereka itu bukanlah menjadi sebuah masalah bagi mereka, karena mereka telah mempersiapkannya. Sebenarnya merupakan pukulan bagi kita juga dikarenakan masih kurangnya persiapan ITS mengenai AEC 2015.

Setelah tanya jawab, kami lalu diajak mengelilingi kampus. Tetapi sebelumnya kami ada tour dari ke lab-ke lab. Lab yang kami kunjungi adalah lab teknik mesin, lab teknik elektro, dan lab teknik sipil. Jika mereka ingin ke lab, mereka tidak harus menggunakan baju hitam putih melainkan baju workshop.

(saingannya sapu angin)


Seperti yang saya telah tulis sebelumnya, kampus tersebut sangatlah luas. Ada 6 stadium besar yang satu stadium luasnya lebih besar daripada gedung tc. Oh iya, di Thammasat mereka memiliki semacam Rektor Cup, dimana semua fakultas bersaing untuk memenangkan tiap cabang lomba olahraga yang ada, dan tahun ini yang mendapatkan juara umum adalah fakultas Teknik. Di Thammasat mereka juga memiliki asrama yang mampu menampung beribu-ribu mahasiswa dikarenakan lokasi TU yang agak sedikit jauh dari pusat kota. Jika ingin berkeleling kampus mahasiswa memakai bus yang menjadi salah satu fasilitas yang disediakan oleh kampus (and it's totally free). SPP di Thammasat adalah sekitar 20.000 baht (8 juta rupiah) untuk kelas reguler dan 80.000 baht (32 juta rupiah) untuk kelas internasional per semesternya. Setelah tour campus kami pun diberikan makan siang, lalu acara foto bersama. Sedih meninggalkan Thammasat dengan mahasiswa-mahasiswanya yang sangat ramah, 


(ini salah satu contoh busnya, kami memakai bus ini untuk berkeliling)


(di depan gedung fakultas teknik)

(dengan teman baru, Nuknik, semester 7 teknik elektro TEPE)
Thamasat University memberikan full-scholarship  kepada 2 mahasiswa ITS tahun ajaran depan. Untuk non-scholarship TU akan selalu menerima .
Ada 3 staff yang magang selama seminggu di Thammasat University.

Setelah dari Thammasat University, acara selanjutnya adalah tour ke Wat Po dan Wat Arun. Setelah itu kami pun makan malam di restauran terbesar di Thailand, lalu menuju ke Asiatique Riverview untuk menonton kabaret, lalu kembali ke hotel. Kami disuruh berkemas-kemas karena besoknya kami sudah harus check out, dan juga kami sempat berkumpul dulu untuk membicarakan presentasi yang akan dilakukan di KMUTT.



ITS Delegates and Staff!

Hari kelima, kami berkumpul di lobby beserta semua barang-barang kami. Setelah itu bus pun berangkat ke King Mongkut's University of Technology Thonburi (KMUTT). Perjalanan memakan waktu sekitar 1,5 jam, karena lokasinya juga agak jauh dari hotel tempat kami menginap. KMUTT memiliki banyak cabang kampus, tetapi yang kami datangi merupakan kampus terbesar. Kami disambut dengan ramah oleh staff dan mahasiswanya.

Awalnya dibuka Dean fakultas teknik, dan penjelasan tentang KMUTT dibawakan oleh Ambassador KMUTT. Lalu diadakan sesi tanya jawab mengenai KMUTT. Dapat diakui bahwa KMUTT dan ITS memiliki banyak persamaan, terutama didirikan pada tahun yang sama dan juga universitas yang fokus di bidang teknologi. Lalu ibu Maria maju dan memberikan presentasi singkat tentang ITS, dan ada pertunjukan dari mahasiswa-mahasiswa KMUTT sambil menunggu mahasiswa yang belum datang dikarenakan ada kelas.

(berminat? brosurnya ada di saya, bisa saya pinjamkan)


KMUTT memberikan full-scholarship kepada semua exchange student. Seleksi diadakan oleh universitas masing-masing.

Ada 3 Staff ITS yang magang di KMUTT selama 1 minggu. Untuk tahun depan KMUTT menerima lebih banyak lagi staff untuk magang. 
Persembahan dari KMUTT


Setelah beberapa mahasiswa datang, giliran kamilah untuk membawakan pertunjukan dan presentasi mengenai ITS, Surabaya, dan Indonesia. Kami sempat deg-degan. Kami sudah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya untuk hari ini. Alhamdulillah presentasi dan pertunjukan berjalan dengan lancar, bahkan mahasiswa-mahasiswi KMUTT ikut menari tor-tor bersama kami. Kami merasa sangat senang karena Bu Maria berkata bahwa dia sangat terharu dengan usaha kami.

Presentasi singkat mengenai kebudayaan Indonesia

Tari Gambyong dari Jawa Tengah
Tari Tor-Tor dari Medan
Mahasiswa KMUTT ikut menari Tor-Tor


Setelah pertunjukkan dan presentasi, kami lalu dipersilahkan untuk makan siang. Dan setelah makan siang, sambil menunggu waktu pulang kami berbincang-bincang dengan mahasiswa-mahasiswi yang ada. Ada yang berasal dari kelas internasional, tetapi ada juga yang tidak. Tetapi saya pribadi kagum dengan kemampuan mereka untuk berbicara bahasa inggris. Mereka sangat tertarik dengan ITS dan Indonesia, bahkan ada yang bilang ke saya bahwa dia sebenarnya cuma tertarik untuk exchange ke Jepang, tetapi setelah mendengarkan presentasi, dia mulai tertarik untuk mendaftar menjadi siswa exchange di ITS!

Sekitar 25 mahasiswa KMUTT akan ke ITS pada summer 2014 untuk melakukan kegiatan sosial bersama IO ITS

Dikarenakan waktu yang sudah mendesak, kami terpaksa harus mengucapkan selamat tinggal, dan menuju ke bus. Perhentian terakhir kami sebelum bandara adalah Kedutaan Besar Republik Indonesia Bangkok. Saya tidak pernah ke embassy Indonesia di manapun, jadi ini merupakan kunjungan yang sangat menarik bagi saya pribadi. Di sana kami disambut oleh Atase Pendidikan, dan beliau memberikan presentasi yang sangat penting mengenai ASEAN dan Thailand, juga tentang AEC. Bagaimana anak-anak di Thailand sudah diajar lagu ASEAN sejak mereka kecil, bagaimana di SD-SD sudah terpampang bendera ASEAN. Dan kita? Adakah dari kita yang hafal lagu ASEAN? Mesikpun sama-sama negara yang berkembang, dapat kita akui bahwa Indonesia tertinggal dalam rangka mempersiapkan masyarakatnya untuk AEC 2015. Universitas yang mulai aware tentang AEC dan yang sempat datang ke Thailand adalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang ada di Bandung. Mereka mengatakan akan memasang bendera ASEAN di kampus mereka. Saya berharap ITS juga mulai memasang bendera ASEAN.

Ibu Maria dan Atase Pendidikan KBRI Bangkok

Grup B di depan KBRI Bangkok


Setelah itu kami menuju kembali ke bandara, dan menunggu pesawat kami. Sangat sedih harus meninggalkan Thailand, tetapi aktivitas perkuliahan semester ganjil sudah menunggu kita.

Melihat persiapan universitas-universitas di Thailand untuk AEC,  kita juga harus menjadi lebih "aware" dengan Internasionalisasi di dalam ITS. Ada berapa banyak yang tahu soal adanya International Office? Ada berapa banyak yang tahu bahwa tahun ini ITS untuk pertama kalinya menerima Darmasiswa? Berapa banyak yang tahu ada mahasiswa asing yang kuliah di ITS? Jujur saja sebelumnya saya kurang mengetahui dikarenakan di Teknik Informatika masih tidak ada mahasiswa exchange dari luar. Mempersiapkan diri untuk AEC bukanlah dilihat dari seberapa hebat kita bisa berkomunikasi dalam bahasa asing, tetapi bagaimana niat kita untuk memperbaiki kualitas diri, kampus, dan negara, agar kita tidak dirugikan kelak.

Akhir kata, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada International Office ITS yang telah memilih saya sebagai salah satu delegasi. Saya mendapat banyak sekali pengalaman berharga dalam seminggu ini, banyak teman baru, dan banyak pengetahuan dan informasi baru. It's a priceless experience.

Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut soal Internasional Office ITS, silahkan buka websitenya di (http:/io.its.ac.id), ada banyak info soal seminar dan beasiswa, atau langsung saja datang di kantornya di Gedung Rektorat lantai 2. Mereka sangat ramah ^^ (sekedar info saya bukan volunteer, ada banyak yang mengira bahwa harus menjadi volunteer untuk mengikuti acara-acara di IO)

APAKAH ITS SIAP UNTUK AEC 2015? YA! Dan mari kita bersama-sama mempersiapkan kampus kita tercinta :) #ITSGoesGlobal

A. Heynoum Dala Rifat
5112100084

Some useful links:
http://www.ise.eng.chula.ac.th/ (Chulalongkorn University)
http://www.tep.engr.tu.ac.th/ (Thammasat University)
http://www.seed-net.org/ (AUN/SEED-Net)
http://global.kmutt.ac.th/ (King Mongkut's University of Technology Thonburi)
http://io.its.ac.id/ (International Office ITS)
Facebook fotos (ada sekitar 500 foto)
Senin, 17 Juni 2013

Naiknya harga BBM : Setuju atau Tidak? Apa yang harus pemerintah lakukan? Apa yang harus mahasiswa lakukan?

A battle lost or won is easily described, understood, and appreciated, but the moral growth of a great nation requires reflection, as well as observation, to appreciate it. - Frederick Douglass

(gambar: universal.hermantan.com)


Hari ini, 17 Juni 2013, dapat dilihat di berita-berita dan di radio maraknya aksi demo mahasiswa di Makassar. Seharian ini sebagian waktu saya berada di atas mobil dan mendengar berita tentang demo, ketertiban jalan, dan pendapat-pendapat masyarakat tentang naiknya harga BBM. Di postingan sebelumnya saya membahas tentang pantas tidaknya demo mahasiswa tanpa memberitahukan pendapat saya tentang kenaikan harga BBM, tetapi di posting kali ini, saya ingin mengutarakan pendapat saya.

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakat Indonesia. Bayangkan hidup kita tanpa BBM. Masyarakat menjadi sangat tergantung dengan BBM, kenaikan harga sedikitpun akan membuat masyarakat resah, terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah. Untuk harga bensi yang Rp4.500 saja masih mahal buat mereka, apalagi kalau dinaikkan Rp6.000. Kenaikan harga akan memicu banyak hal, yang paling menjadi kekhawatiran terbesar masyarakat adalah naiknya harga bahan pokok yang berbanding lurus dengan harga BBM.

Sebuah keputusan yang dikeluarkan tidak ada yang sempurna. Semua memiliki sisi positif dan negatif. Tidak ada rencana yang 100% sempurna. Jadi sebenarnya, wajar saja jika mahasiswa yang mewakili masyarakat menunjukkan pendapat mereka, demonstrasi, orasi. Itu hal yang wajar. Tanpa mahasiswa yang mengekspresikan pandangan masyarakat, tidak akan ada tambahan pertimbangan oleh pemerintah. Tidak ada perubahan. Kebebasan berpendapat. Sebagai negara demokrasi itu adalah hal yang sangat wajar.

Tetapi, perlukah harga BBM dinaikkan? Jawaban saya pribadi Ya. Harga bahan bakar minyak perlu dinaikkan, mau tidak mau suatu saat harga bahan bakar minyak naik. Mahasiswa yang berdemonstrasi dapat berhasil untuk menggugah hati pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM sekarang, tetapi mungkin tahun depan, atau beberapa tahun kedepan, issue ini akan muncul lagi dan hal yang familiar akan melanda negara kita lagi: demonstrasi, aksi anarkis, boikot jalan, kenaikan harga bahan pokok dan lain-lain. Sampai kapan akan terus begini?

Kenapa harga BBM perlu dinaikkan? Terkadang, kita harus berani melihat jauh ke depan. Masyarakat yang tidak setuju dengan kenaikan BBM juga benar. Mereka khawatir tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Mereka khawatir tidak dapat makan. Dengan harga Rp4.500 per liter tingkat kemiskinan di Indonesia sudah tinggi, apalagi dengan harga Rp6.000 kan?

Tetapi, jika kita melihat dari segi lingkungan dampak positif yang dihasilkan sangat besar. Lingkungan di sekitar kita akan menjadi jauh lebih baik, tentunya kita mau anak cucu kita merasakan bumi yang lebih baik daripada kita sekarang saat ini kan? Bukannya membandingkan, tetapi setelah tinggal setahun di negara maju, saya melihat dampak yang sangat baik yang dihasilkan dengan tingginya harga BBM. Dengan harga yang dinaikkan 100% dari harga aslinya (2 kali lipat), masyarakat semakin menghargai yang namanya Transportasi Umum. Masyarakat akan berpikir dua kali jika ingin menggunakan mobil pribadi, karena menggunakan transportasi umum akan jauh lebih murah. Tentunya ini akan berpengaruh kepada global warming kan? Tidak sadarkah kita akan perubahan lingkungan yang lumayan ekstrim di negara kita? 

Selain itu, permintaan akan kendaraan motor semakin berkurang. Sadarkah kita akan banyaknya kendaraan di sekitar kita? Kadang-kadang saya iri terhadap generasi-generasi sebelum kita dimana mobil dan motor itu tidaklah terlalu banyak. Dimana orang lebih terbiasa berpergian dengan menggunakan sepeda. 

Harga BBM memang perlu dinaikkan, tetapi bukan berarti harganya dinaikkan tanpa ada tindakan lain yang pemerintah lakukan. Dengan naiknya BBM, ada banyak yang harus pemerintah lakukan agar bukan lingkungan dan ekonomi negara saja yang menjadi lebih baik, tetapi masyarakat juga dapat menerima kenaikan harga tersebut.

  • Sistem transportasi umum masih banyak yang harus diperbaiki, terutama kota-kota di luar pulau Jawa. Semakin bagusnya sistem transportasi umum, semakin masyarakat senang untuk menggunakannya. 
  • Menaikkan harga pajak kendaraan untuk keluarga yang memiliki lebih dari satu mobil (bisa disesuaikan tergantung banyaknya jumlah anggota keluarga tersebut). Tentunya masyarakat akan lebih berpikir untuk membeli mobil baru. Sekarang saja jalanan sudah sering macet.
  • UMR dinaikkan.
  • Adanya semacam subsidi-silang. Penggunaan BBM Non-Subsidi masih belum 100% terlaksana, ada banyak kota yang belum menerapkan sistem BBM Non-Subsidi.
  • Mutu pendidikan diperbagus, dan dipermurah sampai digratiskan, sehingga tidak ada lagi anak yang putus atau bahkan tidak sekolah. Negara yang maju lahir dari generasi yang cerdas.
  • dll
Kenaikan harga BBM akan selalu dimarakkan dengan aksi pemerintah. Dapat kita lihat di TV-TV saat ini, headline news akan lebih banyak memuat tentang aksi-aksi mahasiswa di berbagai kota. Seperti yang telah saya tulis di beberapa paragraf sebelumnya, demo itu tidak apa-apa. Wajar. Tetapi juga sudah anarkis, apakah itu masih bisa dibilang wajar? Kita boleh memang marah, tetapi dengan memboikot jalan, membakar ban mencermikan bangsa yang tidak maju. Bangsa yang ketinggalan. Katanya ada juga yang bilang kalau yang anarkis itu bukan mahasiswa tetapi oknum ketiga. Bagaimana jika demo-demo selanjutnya, mahasiswa yang demo harus memakai almamater? Jadi akan terlihat jelas yang mana yang mahasiswa dan mana yang menyusup menjadi mahasiswa. Masyarakat membutuhkan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi, tetapi sudah merupakan hal yang salah jika aspirasi yang seharusnya disampaikan itu malah tidak tersampaikan.

Untuk menjadi negara yang lebih maju, we have to be more aware to our surroundings. Peka terhadap sekitar. Peduli terhadap masa depan anak cucu kita. 


Jumat, 14 Juni 2013

Demo Mahasiswa. Pantaskah?

(sumber gambar : republika.co.id)


Postingan kali ini adalah mengenai demo yang dilakukan oleh mahasiswa. Setelah akhirnya beberapa bulan tidak menginjakkan kaki di kota kelahiran saya, akhinrya saya dapat menginjakkan kaki kembali di Makassar. Banyak yang saya mau lakukan, dan sepertinya banyak rapat dan kegiatan yang sudah menunggu jauh hari sebelumnya.

Sehari sebelum pulang, di kosan teman saya di Bandung saya melihat banyak berita (bukan cuma di satu channel saja) mengenai demo di beberapa daerah mengenai kenaikan BBM. Dan yang menyedihkan, sebagian besar demo tersebut bertempat di Makassar, saya sempat mengenali lokasi yang saya lihat yaitu di depan kantor gubernur.

(sumber gambar : news.detik.com)


Dan kemarin (14 Juni 2013), ketika saya sedang berada di dalam angkot saya melihat kejadian langsung hampir sama persis dengan kejadian di TV dengan mata saya sendiri, di tempat yang sama dengan yang saya lihat di TV, di depan kantor gubernur. Di situ sudah terlihat barisan tentara yang siap mengamankan jikalau terjadi aksi yang tidak diinginkan, dan di depan pagar kantor gubernur sudah terlihat truk yang kelihatannya di boikot oleh mahasiswa. Kebetulan di angkutan umum isinya semua Ibu-Ibu dan mereka mulai berceloteh.

"Mereka itu, seharusnya kalau mau menarik hati rakyat tidak harusnya dong buat macet jalanan."
Perkataan Ibu tersebut benar. Jika mereka ingin mengambil hati rakyat, mengapa harus membuat rakyat kesal karena ulah mereka yang membuat macet. Salah seorang Ibu menjelaskan kepada saya bahwa demo terjadi hampir setiap hari, dan sampai sekarang tidak berhenti. Sebenarnya, untuk apa demo itu kalau hanya membuat rakyat risih? 

Dan ketika angkot tersebut mulai berjalan dengan nomral (macetnya sudah hilang), terlihat dari kejauhan dua orang mahasiswa berdiri di atas mobil box di depan sebuah universitas. Salah seorang mahasiswa terlihat memegang toa dan sedang berorasi. Mobil box tersebut dimiringkan di tengah jalan, sehingga hanya satu mobil yang bisa lewat setiap saat, dan jujur saya, saya sangat kesal melihat hal ini. Buat apa memboikot hampir satu jalan, toh saking bisingnya kami juga tidak bisa orasi mahasiswa tersebut.

Inti yang saya ingin bagikan di dalam posting ini adalah tentang cerita seorang Ibu mengenai tempat dia kerja. Ibu tersebut pernah bekerja di salah satu perusahaan yang sudah sangat terkenal di Indonesia, dia kebetulan mempunyai teman di bidang HRD dan sempat melihat proses pemilihan calon karyawan di perusahaan tersebut. Ternyata berkas-berkas calon pelamar itu dikelompokkan berdasarkan Almamater Universitasnya, dan universitas yang terkenal sering melakukan demo biasanya di blacklist. Katanya "Universitas ini mahasiswanya banyak yang memberontak. Kalau lulusannya masuk di perusahaan kami, bagaimana nanti jadinya?" 

(sumber gambar : lensaindonesia.com)


Perkataan Ibu tersebut benar. Meskipun tidak semua mahasiswa ikut demo dan melakukan kekerasan, tapi bukan secara personallah demo itu dilihat, tetapi berdasarkan almamater. Proses penyamarataan itu sebenarnya menyedihkan, mengingat banyak juga mahasiswa yang netral-netral saja tetapi kena imbasnya. 

"Saya juga dulu sering melihat teman saya ikutan demo waktu saya masih kuliah. Tetapi sekarang saya baru sadar, betapa jeleknya perbuatan teman saya untuk masa depan alumni kampus kami."
 Demonstrasi memang tidak dilarang, itu adalah hak setiap rakyat, asalkan mengikuti tahap-tahap yang ada, dilaporkan ke polisi, ditentukan tanggalnya, demonya tentang apa, dsb. Menurut saya demo 2 demo yang saya lihat dengan mata saya sendiri hari ini sangatlah tidak benar dan mencoreng nama baik almamater mereka. Perkataan Ibu tersebut (di quote atas) sangat benar. Mereka tidak pikir ya dengan masa depan mereka dan teman-teman di sekeliling? Memangnya berdiri di atas mobil box dan memboikot jalan itu hal yang membanggakan? Tidak berpikirkah mereka, di saat mereka melakukan hal tersebut, banyak perusahaan yang meng-blacklist almamater mereka? Tidak berpikirkah mereka bahwa peluang kerja mereka saat itu bisa berkurang drastis?

Di postingan ini saya tidak akan membahas soal setujunya saya atau tidak dengan kenaikan BBM, tetapi perlu saya katakan bahwa mau tidak mau harga BBM pasti akan naik.

Jadi, kepada para mahasiswa yang membaca postingan saya kali ini, sebaiknya kalian berpikir dua kali untuk ikut demo baik secara suka rela maupun karena dibayar. Demo tidak apa-apa, tapi jangan yang membuat rakyat resah, dan membuat siaran-siaran berita ramai memberitakannya dikarenakan keanarkisan bukan karena hal-hal yang positif dan patut dicontoh
Sabtu, 01 Juni 2013

Don't Trust "Most" of Taxi Drivers in Malaysia



So hello! It's been a while since my last post, sorry about that. Life is too hectic for awhile with final exams coming soon. Anyway, at the beginning of May I went to Malaysia to give a surprise to my sister. She took an English summer-course (even though it isn't summer yet) in Malaysia, and she didn't have any clue that I would come to visit her! (by the way I was fortunate enough to get good value ticket from Surabaya to Malaysia with Air Asia).

So I will not writing about my trip, well, I had a really good trip with my mother and my sister, but what I want to write is about Kuala Lumpur's transportation system. So I hope you find this post useful, and sorry if I have many grammar mistakes as you know I do not write in English often.

Kuala Lumpur is the capital city of Malaysia. I have to admit that it is much cleaner than Jakarta. There are lots of public transportation in KL, such as commuters, busses, trains, etc etc. Unfortunately when we arrived we didn't know much about those public transportantions so instead of finding some connection from KL Central to our hotel, we decided to take a taxi.

And that's when my impression about Malaysia changed a bit.

I lied. It changed A LOT.

As we walked from KL Central, and parked taxis were appearing, some of the drivers have already offered us to take their taxi. But when my mother asked, "Do you use meter?" they suddenly disappering, and looked a bit angry. But then, one driver came and asked, "Where do you want to go?" My mother answered, "Cheras." Then he said, "30 Ringgit." For me who didn't know how far Cheras from KL Central would think that 30 Ringgit probably okay (Well, at that time I forgot to convert Ringgit to Rupiah), but my mother shook her head and said, "No. 20 ringgit." Then the driver said, "No 20 Ringgit!" and then he walked away, muttering to other driver, "Who want to 20 ringgit to Cheras?" That's why I lost those good impressions about Kuala Lumpur.

As a girl who used to travel with public transportations (trains, U-bahn, S-bahn), taxi is not one of my favourite kind of transportation. That's why I always suggest to my mother that we should use busses to go everywhere instead of taxing those taxi. But unfortunately, our hotel wasn't in the near of any bus stop (well, one day before we left KL we just knew that there was a bus stop in front of the hotel, but the bus didn't come too often) so we didn't have any choice. We had to go by taxi, or we had to walk to the nearest bus stop which was a bit far.

Okay. So next. One day we were at KLCC and wanted to go back to our hotel. It was raining, and we needed to take taxi. And the same thing happened again. Everytime my mother asked "Do you use meter?" they just shook their heads, looked angry, then drove away without say any word. I mean, you don't need to be angry! And when my mother finally decided to bribe, they offered the price THREE TIMES than it actual price. I hate those greedy drivers!

One tip from me : Never order a taxi by phone! (unless its the driver's number). If you aren't going to airport or to other far places, they'll call you back and say there is no taxi available.

But actually, one night we met a very friendly and nice driver. His name is Devan, and he's Indian. He's really talkative. We didn't need to bribe! And he's giving us his phone number too, no matter how near we go, he'll come to us. If you are happen to go to KL, and you want his number, just comment below or give me a message on my email!

I think that's all what I could write for this moment.
So here's some pictures from Malaysia:

KLCC

Mama in front of Istana Negara 

Yeay! She's surprised!

Genting Highlands


Kamis, 25 April 2013

Malam MENEBAR PESONA (Mepes), A Night to Remember




Postingan kali ini adalah tentang malam mepes (menebar pesona). Aku jadi kepingin nulis tentang malam mepes karena tahun ini di sekolah malam mepes tidak ada, jadi sekedar ingin membuat iri adik alight+chae+icca sekaligus mengingat kejadian setahun lalu.

Jadi jika ada yang bingung tentang apa itu malam mepes, let me explain a little about it. 
WHAT : Malam mepes itu adalah sebuah tradisi (hmm entah sejak kapan) di SMAku (SMA Negeri 2 Tinggimoncong)
WHEN : Malam mepes itu biasanya diadakan pada malam ketika Ujian Nasional selesai dan sehari sebelum kami meninggalkan asrama. 
WHERE : Ruang Saji (ruang makan) Maccini Baji SMA Negeri 2 Tinggimoncong
WHO : Siswa/siswi kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan meninggalkan asrama (tidak wajib, tapi biasanya mayoritas ikut)
WHY : Melepas stress selesai UN dan menghabiskan tawa sebelum menangis di pagel
HOW : Be anything! Jadi kami memakai baju/berdandan/bertampang bukan seperti kami yang biasanya (biasanya bisa lebih ganteng/cantik, tapi bisa juga lebih jelek) tergantung kreatifitas tiap orang masing-masing. Tidak ada batasan ingin menjadi apa asalkan bajunya tetap sopan ^^ 

Menurutku pribadi (entah menurut yang lain ._.v) malam mepes itu menjadi a night to remember. Kalau sekolah-sekolah lain punya Prom Night dan sejenisnya yang terkadang memerlukan biaya yang cukup banyak, kami punya sesuatu yang tanpa mengeluarkan uang banyak dan menggunakan perlengkapan yang ada juga dapat membuat sebuah malam yang tidak kalah serunya dengan prom dan sekaligus menghibur untuk teman-teman dan adik kelas kami. 

Aku sudah mulai berpikir baju apa yang aku akan pakai pada malam mepesku nanti sejak aku melihat malam mepes kakak kelasku. Tetapi pada kenyataannya, pada saat H-beberapa hari sebelum malam mepes aku malah panik dan sudah lupa dengan semua rencana pada waktu aku kelas 1 SMA. Lucu sih kalang kabut sendiri sementara beberapa temanku sudah mendapatkan partner dan bahkan sudah membawa baju dari rumahnya. Aku sempat berkeliling untuk melihat persiapan yang lain dan pada akhirnya mendapatkan partner malam mepes, boleh dibilang aku masih tidak punya nyali untuk masuk sendiri haha ._.v

H-beberapa jam semuanya sudah terlihat sibuk. Ada yang sibuk dandan, ada juga yang baru dapat baju, ada yang sudah siap, dan ada juga yang panik. Aku termasuk di salah satu yang panik karena aku sedikit lelet waktu itu. Sebelum kita masuk ke ruang saji, kita berkumpul dulu di perpustakaan untuk menentukan urutan masuk. Cukup ramai juga waktu itu dan banyak usul, tetapi akhirnya kita memutuskan untuk masuk berdasarkan ke-tua-annya, dan akhirnya kami pun berbaris. Adik kelas kami dan beberapa teman kami yang tidak ikut sudah ada di dalam ruang saji. Aku merasa cukup beruntung mendapatkan urutan di awal-awal karena aku ingin melihat temanku yang lain ^^


So, here's our story (maaf kalau banyak nda nyambungnya ._.v)

You and me we stand for something. - A day to remember

Dimulai dengan tentara yang masuk menertibkan ruangan, terus 2 orang agen (atau apa namanya ._.) yang menyusul (Yudo, Lutfhi, Agung)

Pa'gossip smudama!! (Ika, Diah)

Teletubbies!!! (Rini, FIkha, Hj.Ima, Cici)

Seksi keamanan! Lariiiiiiiii! (Erien, Naje, Ghea, Fila, Niniek, Chawes)


Rockers! ;) (Noe, MEEEE!)
Mahasiswa mau demo! (Uppil)


Tiba-tiba rektor datang (Fakhri)
The cheerleaders. We are A, E, R, O! (Cennul, Ila)

It's a bit serious at first, but you wouldn't believe what'll happen in a minute... (Hicary)

Here comes the witches... (Masita, Utari)
Cantiknyaaaa (Anis, Mutia)
Cowboys (Dini, Fini)


Tobatlah tobat, wahai sahabat ... (Dina, Tria, Uni)

So sweet :) So many couples, right? (Aqra, Mirna)

Kawaii! (Aras, Sari)

Raja dan Ratu yang mau anaknya cepat besar. Langgeng yaa kalian :') (Uccink, Indry)

The princess, the prince, and the fairy (Aul, Echa, Imax)

Mitha the "wicked" Princess

Ibu-ibu ^^ (Jay, Tiwi, Ayu, Ana)

Kakek Nenek so sweeeeet, semoga langgeng yaa (Anno, Wasi)

Anak jaman sekarang semakin mengada-ada (Aso)

Entah mau mandi atau mau tidur ._. (Acong)

Aidil and his action

That mummy really scary he didn't even smile.. (Pally)

Aspura generation? They looked pretty scary though... (Okta, Arul, Syawal, Abdhy, Agra)

Dg. Anna masuk menjual nasi kuning di ruang saji (Okta)

Nenek masuk (Akil)

Dg. Anna melarang nenek untuk jualan (Akil, Okta)


Hantu!! Tapi adegan terakhirnya tidak terduga x_x (Ali, Fandy, Atep)

So, how is it? Meskipun terlihat sangat lama, tapi seebenarnya tidak lebih dari setengah jam. Link dari video sementara diupload di youtube (700Mban, so it takes a little time). Nanti kalau udah selesai aku tambahin kok di akhir post ^^

Terima kasih sudah membaca!! ^^